DOA YANG MENYENANGKAN HATI TUHAN


Suatu kali seorang ayah mendatangi Tuhan Yesus dan meminta sebuah pertolongan. Namun sayangnya, ia meminta pertolongan dengan hati yang tidak percaya. Itulah sebabnya Tuhan Yesus menegur sang ayah, "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!"

Markus 9:21-23, Lalu Yesus bertanya kepada ayah anak itu: "Sudah berapa lama ia mengalami ini?" Jawabnya: "Sejak masa kecilnya. Dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api ataupun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami." Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!"

Sang ayah nampaknya nekat memohon pertolongan Tuhan Yesus (berdoa) bukan karena ia percaya (beriman), namun karena terdesak oleh keadaan putranya yang sangat kritis. Dikisahkan dalam Markus 9:17-25, putra sang ayah bisu sejak kecil karena dirasuk setan. Lebih dari itu, si setan pun seringkali berusaha membunuh si anak dengan cara "menyeretnya ke dalam api ataupun ke dalam air".

Memang bisa dimaklumi bila sang ayah telah memanjatkan 'doa' oleh karena terdesak semat-mata, namun bagaimanapun juga 'doa terdesak' seperti itu tetap tidak akan mendatangkan mujizat dari surga. Karena yang mampu menggerakkan hati Bapa di surga bukanlah keterdesakkan seseorang atau besarnya masalah seseorang, melainkan iman seseorang.

Markus 9:24, Segera ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!"

Setelah Tuhan Yesus menegur si ayah, ia mengakui bahwa dirinya dalam keadaan tidak percaya ketika meminta pertolongan (berdoa). Permohonan/doa yang seperti ini doa yang cukup nekat. Bila dipikir-pikir, saya yakin Anda pun setuju, bahwa 'doa nekat' seperti ini banyak dipanjatkan orang, apalagi di hari-hari ini. Keterdesakan memang bisa menyebabkan doa-doa 'nekat' banyak meluncur ke surga. Namun 'doa nekat' tidak akan mengubah apa pun. Dan sayangnya ... pada akhirnya, ketika doa-doa 'nekat' tidak mendapat jawaban, para ’pendoa nekat' akan menyalahkan Tuhan & menuduh Tuhan sebagai pribadi yang tidak dapat menjawab doa mereka.

Yakobus 5:15, "Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia;"

Dalam ayat di atas ada sebuah prinsip tentang 'doa yang dijawab'. Bila ada orang yang berdoa, biarlah doanya lahir dari iman. Maksudnya, seseorang berdoa karena ia percaya (beriman) bahwa Tuhan sanggup menjawab doanya (doa yang dipanjatkan karena percaya). Bila direnungkan lebih mendalam, maka yang dimaksud ayat di atas, seseorang harus memiliki iman lebih dahulu untuk apa yang ia butuhkan, barulah kemudian berdoa. Prinsip doa yang sederhana namun efektif, tapi sayang sering diabaikan orang.

Yang menggerakkan hati Tuhan untuk menjawab doa seseorang bukanlah besarnya masalah orang tersebut. Tuhan selalu tergerak untuk menjawab ketika Ia melihat iman dalam hati seseorang. Mengapa? Karena 'iman' menyenangkan hati Tuhan.

Ibrani 11:6, "Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia."

Tuhan selalu disenangkan oleh iman seseorang. Orang yang percaya sepenuh hati selalu akan selalu berkenan dihadapan Tuhan. Jadi bagaimana mungkin doa seseorang dijawab bila ia tidak menyenangkan hati Tuhan dengan iman terlebih dahulu?

Tahukah Anda, bahwa sebuah jawaban doa adalah upah karena Anda telah menyenangkan hati-Nya? Karena itu jangan pernah berdoa minta sesuatu sebelum Anda sanggup percaya bahwa Tuhan sanggup menjawab doa Anda (berhentilah memanjatkan 'doa nekat').

Perhatikan & renungkan ayat berikut:
Yakobus 1:6-7, "Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan."

Yedija Prima

seorang yang melayani Tuhan karena kehendak-Nya & karena Ia telah mati baginya

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form