Pemerintahan Allah hadir nyata dalam hidup kita ketika kehendak-Nya terjadi dalam keseharian kita. Bahkan Tuhan Yesus sendiri mengajarkan bahwa dalam doa, kita perlu memohon sungguh-sungguh agar kehendak Bapa yang terjadi di bumi, sebagaimana di surga. Inilah inti dari hidup yang dipimpin oleh Allah.
Matius 6:9-10, "Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga."
Selama 33,5 tahun hidup-Nya di bumi, Tuhan Yesus tidak mengejar kehendak-Nya sendiri. Sebaliknya, seluruh hidup-Nya diabdikan untuk menjalankan kehendak Bapa di surga. Prioritas-Nya adalah menyenangkan hati Bapa, bukan diri-Nya sendiri. Perhatikan saja bagaimana firman Tuhan mencatat hal itu dengan begitu jelas.
Yohanes 7:28, ... Ia (Yesus) berseru: "Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal."
Matius 3:15, Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanespun menuruti-Nya.
Lukas 22:42, "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi."
Bukan hanya mengajarkan, Tuhan Yesus juga menjadi teladan utama dalam hal ketaatan kepada kehendak Allah. Ia menjalani hidup dengan gaya hidup Kerajaan Allah—hidup yang berpaut erat dengan kehendak Bapa.
Mari Saudara, kita belajar dari Dia. Kita ikuti jejak-Nya dan menghidupi gaya hidup yang berpusat pada kehendak Allah. Sebab di sanalah letak makna sejati kehidupan kita sebagai anak-anak Kerajaan.
Matius 11:29, "Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan."
- baca juga: Doa yang menyenangkan hati Tuhan
